Pembela hak asasi manusia (human rights defender) di Indonesia masih rentan mengalami kekerasan dan intimidasi saat bertugas. Bahkah di antara mereka ada yang dijadikan tersangka. Kondisi ini terus terjadi karena minimnya regulasi yang memberikan perlindungan bagi kerja-kerja pembela HAM.

Muhammadiyah dan Komnas HAM akan melakukan penyelidikan terkait kematian tersangka teroris Siyono dari Klaten, yang ditangkap oleh Densus 88

Pemerintah belum memutuskan tindakan apa yang akan diambil untuk penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu

Istri terduga teroris Siyono yang tewas saat ditangkap Densus 88 Polri, Suratmi, mendatangi Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta.

Keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia dan lembaga pegiat HAM, Setara Institute, mendatangi Dewan Pertimbangan Presiden. Mereka meminta Watimpres menyampaikan aspirasi, agar pemerintah mengungkap semua kasus pelanggaran HAM berat.

Suratmi alias Mufida, istri terduga teroris Siyono mengembalikan uang duga yang diterima atas kematian suaminya di tangan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, di Klaten, Jawa Tengah.

Kematian Siyono, terduga terorisme yang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyisakan pertanyaan. Keluarga menduga kematiannya tidak wajar dan meminta penjelasan.

Komunitas Orang Rimba, yang jumlahnya diperkirakan hanya tinggal 3.600 jiwa, dikhawatirkan berada di ambang kepunahan akibat tingginya tingkat keterjangkitan mereka oleh penyakit hepatitis B dan malaria. Dua jenis penyakit itu tergolong mematikan menurut WHO.

Temuan sementara Komnas HAM memperkuat dugaan adanya intimidasi oleh anggota Detasemen Khusus 88 kepada keluarga Siyono, terduga teroris asal Klaten yang tewas saat diselidiki kesatuan antiteror itu.

Tak ada surat penangkapan, hanya pelepasan jenazah.