Image of OMBAK PERDAMAIAN: Inisiatif dan Peran JK Mendamaikan Aceh

Book

OMBAK PERDAMAIAN: Inisiatif dan Peran JK Mendamaikan Aceh



Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 lalu, terbukti mengundang banyak perhatian dari berbagai kalangan. Salah satunya, Jusuf Kalla (JK) yang pada saat itu menjabat sebagai wakil presiden. Rasa empati terhadap Aceh diwujudkan JK dengan memberikan bantuan kepada para korban pasca bencana tsunami. Perdamaian terhadap Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang sedang buming pun turut ditanganinya.

Bagaimanapun, untuk bisa melakukan pembangunan kembali Aceh harus didahului dengan melakukan perdamaian terhadap GAM. Dalam hal ini, JK turun tangan sendiri dalam menunujuk menteri Hukum dan HAM, Hamid Awaludin sebagai negosiator mewakili Indonesia di Helsinki. Alasan JK menunjuk hamid tak lain karena Hamid Awaludi memiliki hubungan baik dengan suku bugis (mayoritas warga Aceh).

Perundingan antara Indonesia dan GAM pada sesi pertama, tim negosiator dari Indonesia menyarankan agar Aceh tidak harus memisahkan diri untuk merdeka. Selain itu, berbagai tawaran untuk memperbaiki infratruktur dan fasilitas umum sempat dilontarkan sesi ke kedua dan ketiga. Namun, ternyata halitu juga tidak mempan.

Selanjutnya, perundingan ke empat GAM menghasilkan kata damai. Dari pihak GAM sendiri meminta komisi hukum membuat draf hukum baru untuk Aceh. Pada hari terakhir Aceh berhasil kembali ke Indonesia. Kesepakatan damai tersebut menghasilkan naskah bersejarah Memorandum Of understanding Between The Government Of Indonesia and Free Aceh Movement.

Hamid Awaludin mengungkapkan seusai perjanjian damai berlangsung tidak ada garis pemisah antara GAM dan Indonesia. Semua telah kembali seperti semula semua menjadi membaik tak ada lagi kata ingin memisahkan diri atau meminta merdeka dari ibu pertiwi. Perdamaian dimulai dengan penurunan bendera GAM dan mengibarkan bendera merah putih di Sabang, dan dilanjutkan dengan pengumpulan senjata warga sipil kepada pihak berwajib.

Pasca-tsunami melanda Aceh hampir dari semua orang merasakan duka yang mendalam bahkan nyaris berwujud keputus asaan. Dari jutaan orang, Fenty Effendy berhasil memaparkan keberhasilan JK melihat peristiwa dari sisi lain yaitu dengan cara mejadikan krisis sebagai peluang untuk mengubah keadaan.

Buku setebal 242 halaman ini, banyak mengajarkan orang agar tidak melihat suatu musibah hanya dengan satu sudut pandang. Dalam sebuah kejadian tentu terdapat pula hikmah yang bisa diambil. Begitupun hal nya dengan bencana tsunami, yang dapat mengembalikan kembali tanah Aceh kedalam pangkuan ibu pertiwi tanpa adanya konflik berkepanjangan.

Buku ombak perdamaian ini merupakan buku non fiksi yang dirangkai dengan kalimat-kalimat yang mengugah hati pembacanya. Terselip beberapa foto kejadian pasca tsunami, hal tersebut bertujuan agar masyarakat bisa merasakan apa yang dialami oleh korban bencana. Namun, ada beberapa kalimat yang mengunakan bahasa daerah tanpa diberi arti penjelasan. Hal ini juga menjadi kekurangan dalam buku ini karena menyebabkan ambigu saat membacanya.


Ketersediaan

8172INA IV.129 Effendy/2015Perpustakaan Komnas HAMSedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2021-09-29)
8172AINA IV.129 Effendy/2015KANTOR PERWAKILAN KOMNAS HAM AcehTersedia
8172BINA IV.129 Effendy/2015KANTOR PERWAKILAN KOMNAS HAM Sumatera BaratTersedia
8172CINA IV.129 Effendy/2015KANTOR PERWAKILAN KOMNAS HAM Kalimantan BaratTersedia
8172DINA IV.129 Effendy/2015KANTOR PERWAKILAN KOMNAS HAM Sulawesi TengahTersedia
8172EINA IV.129 Effendy/2015KANTOR PERWAKILAN KOMNAS HAM MalukuTersedia
8172FINA IV.129 Effendy/2015KANTOR PERWAKILAN KOMNAS HAM PapuaTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
INA IV.129 Effendy/2015
Penerbit Penerbit Buku KOMPAS : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
ix, 242 p.; 23 x 16 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-979-709-897-1
Klasifikasi
INA IV.129
Tipe Isi
text-graphic

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this