Kemiskinan, keterbelakangan masyarakat nelayan, serta kerusakan lingkungan pesisir dan laut merupakan dampak dari kebijakan pembangunan yang selama ini berorientasi kedaratan. Sekalipun sejak tiga dasa warsa terakhir ini, pemerintah menggulirkan kebijakan medernisasi perikanan (blue revolution) untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, hasil yang dicapai justru sebaliknya. Secara umum, nelayan di berbagai sudut negeri ini masih terperosok dalam perangkap kerentanan sosial-ekonomi yang berkepanjangan. Dengan pendekatan etnografis dan bersumber dari data-data lapangan, buku ini berupaya untuk mengungkapkan beberapa persoalan penting yang dihadapi oleh masyarakat nelayan. Kuantitas dan kualitas masalah sosial-ekonomi dan lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat nelayan merupakan sebuah ironi besar di tengah-tengah kekayaan sumbar daya kemaritiman yang melimpah. Agar barbagai persoalan tersebut dapat diatasi, sudah sepantasnya dilakukan reorientasi kebijakan pembangunan nasional yang lebih berpijak pada basis sumber daya kemaritiman, dengan strategi pengelolaannya yang memihak komunitas dan kelestarian lingkungan. Kehadiran buku ini merupakan kebutuhan kongkret untuk mengisi kelangkaan publikasi tentang masyarakat nelayan dan masalah kemaritiman secara umum, serta menyemarakan perdebatan wacana tentang arah pembangunan kemaritiman di masa depan. Sebuah buku yang layak dimiliki dan dibaca oleh siapapun: para penentu kebijakan pembangunan, akademisi, praktisi serta, kalangan-kalangan mahasiswa, yang tertarik dangan persoalan masyarakat nelayan dan isu-isu pembangunan kemaritiman.