Berbicara difabel sebagai bagian kelompok rentan tidaklah mengundang banyak perdebatan. Namun demikian, sebagian masyarakat masih terjebak dengan cara pandang model moral dan medical. Masyarakat belum mampu melihat persoalan difabel dari sudut pandang yang lebih luas yakni model sosial – yang belakangan berkembang mengunakan pendekatan hak asasi manusia. Dalam paradigma ini, persoalan mendasar yang dihadapi difabel adalah diskriminasi, prejudice (prasangka), pengucilan, dan pengingkaran terhadap harkat dan martabatnya sebagai manusia. Difabel terbelenggu untuk memperoleh hak-hak dasarnya yaitu keadilan ekonomi, sosial, hukum, pendidikan, layanan kesehatan, pekerjaan yang layak, dan sebagainya.
Buku yang sedang Anda baca ini adalah salah satu gambaran betapa difabel seringkali dibenturkan pada keterbatasannya hingga akhirnya tidak memperoleh keadilan yang mereka cari. Studi kasus dua orang perempuan difabel yang menjadi korban tindak kekerasan pidana.
Saat ini belum banyak kajian tentang difabel dan hukum, buku ini boleh di bilang telah mampu mengawalinya dan menggambarkan potret nyata difabel berhadapan dengan hukum. Buku ini sangat cocok sebagai bahan bacaan bagi polisi, jaksa, hakim, advokat, paralegal, mahasiswa maupun masyarakat pada umunya yang tertarik dengan isu-isu difabilitas. Semoga dapat menginspirasi untuk membangun strategi-strategi pendampingan, advokasi dan monitoring difabel berhadapan dengan hukum.