Ide pertama yang muncul di benak penulis ketika hendak menyusun tulisan tentang hak imunitas bagi aparat Polri dalam penanggulangan tindak pidana terorisme adalah perasaan galau pada saat melihat begitu banyak hujatan dan kritikan diarahkan kepada aparat Polri sewaktu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam menanggulangi aksi terorisme. Bagaimana tidak, mereka yang sudah mengorbankan jiwa dan raga untuk menjaga dan melindungi keutuhan bangsa dan negara, justru harus memperoleh perlakuan layaknya seperti penjahat yang harus siap menerima berbagai risiko sosial dan yuridis dengan segala bentuknya.

Beranjak dari kegalauan itulah, penulis mencoba mencari cara untuk memberikan sedikit penghiburan, sekaligus kekuatan, kepada para insan bhayangkara tersebut agar mereka tetap teguh dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, melalui ide pemberian hak imunitas yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Harus diakui, perlu langkah panjang dan berliku agar hak imunitas terhadap aparat Polri dalam penanggulangan terorisme dapat diterima oleh semua pihak, sekaligus menjadi salah satu ketentuan dalam perundang-undangan. Namun penulis tidak akan kecewa, karena ide pemberian hak imunitas ini dapat dianggap sebagai warisan yang mungkin bernilai, yang dapat penulis berikan kepada institusi Polri.