Detail Cantuman
Advanced SearchBook
Rakyatisme: dan Esai-Esai Lain
Salah satu perbedaan mencolok antara Orde Baru dan Orde Reformasi terletak pada cara penggunaan bahasa dalam kehidupan politik. Zaman Orde Baru adalah zaman yang eufemistis, amat berbeda dengan jargon-jargon bertenaga dan sering kasar dari Orde Lama maupun Orde Reformasi. Pada masa Orde Baru, orang kadang-kadang melakukan “unjuk rasa”, pada masa sekarang buruh berani “berdemonstrasi” dengan cara menutup jalan tol. Sebutan “Yang Mulia” dan “Paduka Yang Mulia” dihapuskan pada Zaman Orde Baru, tapi muncul sebutan baru “Bapak” atau “Ibu”. Tidak lagi terdengar sebutan akrab dari Zaman Perjuangan, “Bung”. Meskipun demikian, itu berubah pada zaman yang lebih demokratis seperti sekarang ini, sejak “Pak Beye” (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) dan kemudian “Jokowi” (Presiden Joko Widodo). Menggabungkan semangat phronesis (kebijaksanaan praktis) dari Aristoteles dan sa-cukupé, sa-penaké, sa-butuhé (secukupnya, seenaknya, sebutuhnya) dari Ki Ageng Suryomentaraman, penulis mencoba menyikapi perubahan semangat zaman ini dalam berbagai tema.
Ketersediaan
8499 | INA I Nugroho/2017 | Perpustakaan Komnas HAM | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
INA I Nugroho/2017
|
Penerbit | Buku Kompas : Jakarta., 2017 |
Deskripsi Fisik |
viii, 248 halaman; 21 x 14 cm.
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
9786024121921
|
Klasifikasi |
INA I
|
Tipe Isi |
text
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain