Detail Cantuman
Advanced SearchBook
Pesantren Studies 2a; Buku II: Kosmopolitanisme Peradaban Kaum Santri di Masa Kolonial; Juz Pertama: Pesantren, Jaringan Pengetahuan dan Karakter Kosmopolitan-Kebangsaannya
Sudah banyak buku tentang Sejarah Indonesia ditulis oleh para orientalis atau oleh sarjana-sarjana Indonesia kader orientalis. Tapi buku tentang Sejarah Indonesia yang ditulis oleh orang-orang pesantren, itu yang langka. Buku ini hadir untuk melihat Sejarah Indonesia dari perspektif orang-orang yang pernah merumuskan kebangsaan Indonesia dari sudut pandang pesantren.
Banyak pahlawan kemerdekaan dan tokoh-tokoh pendiri bangsa ini dikader di pesantren. Sebagian di antara mereka berjuang bersama orang-orang pesantren mengusir penjajah; sebagian lagi punya simpati dalam memperkuat pesantren sebagai tandingan terhadap sekolah-sekolah kolonial. Bahkan, tidak sedikit pula pejuang-pejuang bangsa ini, dari yang punya nama harum hingga yang gugur tanpa nama, sama-sama membela Tanah Air ini dengan darah dan harta bendanya - semua mengusung bahasa, strategi kebudayaan dan politik pesantren. Dan, hingga kini, masih banyak tradisi-tradisi pesantren yang terawat baik dalam memelihara kesinambungan semangat kebangsaan kita - dari upacara menghormati bendera, ziarah makam pahlawan, acara kenegaraan memperingati Maulid Nabi, hingga pendidikan pelestarian ideologi bangsa Pancasila dan pembelaan Negara Persatuan-Kesatuan Republik Indonesia.
Para pejuang dan pendiri bangsa ini tentu punya alasan membela pesantren. Sejak abad 16 negara-negara Eropa yang masuk ke Nusantara, awalnya menguasai perdagangan komoditas lalu menjajah bangsa ini, menemukan pesantren sebagai satu peradaban lengkap dengan segenap tradisi, ilmu pengetahuan, teks, komunitas, ekonomi dan juga politik anti-penjajahannya.
Karena kepentingan bangsa-bangsa asing itu, terutama Belanda, adalah untuk menjajah dan mengeruk kekayaan alam Indonesia, mereka tidak berani bersaing secara sehat dengan peradaban pesantren itu. Cara beradab hingga brutal dipakai. Daftarnya panjang: ribuan teks-teks pesantren diangkut ke Belanda, sebagian dimuseumkan di Batavia; komunitas pendukung pesantren dibuat cerai-berai (ingat cara devide-et-impera), malah ada yang berbalik memusuhi pesantren; mereka juga dimiskinkan oleh pajak-pajak ala "kapal keruk" dan kerja rodi; para kiai-ulama dan kaum santri diasingkan hingga dieksekusi mati. Setelah babak belur dan keropos, pesantren dipasang di atas gelanggang untuk kemudian bersaing dengan sekolah model Barat yang kaya subsidi maupun dengan para sarjana Eropa serta kader pengusung keluhuran peradaban penjajah. Akhirnya pesantren dan peradabannya dihinakan sebagai komunal, sektarian; paham dan ideologinya dianggap takhayul dan khurafat!
Ketersediaan
8487 | INA II.99 Baso/2012 | Perpustakaan Komnas HAM | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
INA II.99 Baso/2012
|
Penerbit | Pustaka Afid : Jakarta., 2012 |
Deskripsi Fisik |
xvii, 384 halaman; 24 x 16 cm.
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
INA II.99
|
Tipe Isi |
text
|
Tipe Media |
unmediated
|
---|---|
Tipe Pembawa |
volume
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
Ahmad Baso
|