Identitas terkadang menjadi kata yang punya sihir tersendiri. Berdasarkan identitas, orang atau sekelompok orang bisa mematok siapa yang sama dengan "kita" sehingga dapat dijadikan kawan dan siapa yang berbeda sehingga mesti dipandang sebagai lawan.
Namun ketika ditelusuri lebih dalam, baik secara logis-teoretis maupun secara historis-sosiologis, apa yang diyakini sebagai identitas tidaklah sejernih dan seajek yang dikira. Dia bukan patok yang tertancap sekali dan untuk selamanya sehingga bisa dipakai sebagai pembeda absolut. Identitas ibarat mercusuar yang tak terjangkar ke dasar samudra, dia mengambang bebas di permukaan. Dalam kehidupan nyata dan perjalanan sejarah, identitas terbukti sangat cair, perbenturan dan konflik selalu melahirkan negosiasi.
T.K. Oommen mendalami tema ini dengan menghubungkannya dengan masalah kewarganegaraan, kebangsaan, dan etnisitas. Apa yang membuat seseorang atau sekelompok orang dapat secara sah dikatakan sebagai warga negara ini atau itu, berkebangsaan ini atau itu, dan berasal dari etnis ini atau itu? Apakah identitas? Kalau memang iya, dari manakah asal-usul identitas itu, apakah dia diperoleh secara alamiah ataukah dilekatkan oleh orang lain di luar subjek bersangkutan? Apakah ditentukan oleh bahasa yang dipakai, agama yang dianut ataukah soal kelas ekonomi?
Di dalam buku ini, Oommen berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar ini dengan menelusuri tema-tema yang ternyata tidak sederhana. Pembicaraan tentang identitas dalam pengertian modern tidak bisa dilepaskan dari sejarah kolonialisme dan imperialisme di satu pihak dan proyek homogenisasi dunia lewat negara-bangsa dan kapitalisme di pihak lain.