Selama puluhan tahun, Aceh dan Timor-Leste memiliki pengalaman kekerasan yang serupa. Keduanya mengalami kekerasan dalam skala luas yang dilakukan oleh aktor yang sama. Saat konflik telah berlalu, telah dilakukan berbagai upaya penyelesaian di kedua wilayah ini, baik upaya yang dilakukan negara maupun masyarakat sipil. Namun demikian, para korban di kedua wilayah ini masih harus berjuang dalam trauma dan diskriminasi dari lingkungan sekitar mereka.

Lewat pemahaman mengenai kesamaan pengalaman itu, Asia Justice and Rights (AJAR) menggagas sebuah penelitian partisipatif untuk membandingkan pengalaman dan pandangan para korban dan masyarakat di Aceh dan Timor-Leste. Secara umum, tujuan dari penelitian partisipatif ini adalah memberi ruang kepada korban untuk melihat ulang capaian upaya pengungkapan kebenaran yang selama ini telah dijalankan. Ruang tersebut juga dimaksudkan sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi ingatan traumatis dari pelanggaran masa lalu. Penelitian ini dilakukan dengan menekankan perspektif berbasis gender.