Diskursus media dan integrasi sosial dewasa ini tidak lagi hanya terbatas pada kritik pemberitaan tentang konflik sensasional dan bombastis, tapi juga mencakup tentang bagaimana media mendorong dialogdan komunikasi misalnya, dalam kasus konflik yang melibatkan kekerasan terhadap minoritas keagamaan, bagaimana media massa menempatkan dirinya? Apakah akan berpihak kepada kelompok tertentu atau mendorong upaya-upaya dialog dan menjembatani kesenjangan komunikasi di antara pihak-pihak yang bertikai? Lebih dari itu, apakah media telah tegas menolak aksi-aksi kekerasan sebagai cara penyelesaian konflik dan menuntut pemerintah untuk menegakkan hukum dan melindungi hak-hak warga Negara?

Publikasi seputar media dan konflik sudah cukup banyak, tapi yang mengupas peran media dalam integrasi sosial masih tergolong langka. Buku yang ada di tangan pembaca ini mencoba mengisi kekosongan itu. Tulisan-tulisan dalam buku ini merupakan hasil penelitian dan pengamatan mendalam terhadap peran media dalam mewujudkan kohesi sosial di tengah meningkatnya ketegangan yang diwarnai relasi antar umat beragama akhir-akhir ini. Perspektif yang digunakan disini adalah integrasi sosial yang dipahami sebagai suatu kemampuan untuk menerima dna menghormati eksistensi kelompok lain yang berbeda dan bekerjasama dengan mereka dalam semangat persatuan, kebersamaan, dan kesetaraan.

Isi buku:
1. Media massa: Membangun kerekatan atau keretakan bangsa?
2. Media framing dan jurnalisme damai: Menakar peran media dalam integrasi sosial di Indonesia
3. Peran media massa mewujudkan integrasi sosial: Refleksi pengalaman bersama “Kompas”
4. Media alternative
5. Review peran media merajut integrasi sosial: Studi kasus Kalimantan dan Poso
6. Absennya media dalam memperkuat integrasi sosial: Studi awal atas media lokal di Sumatera Utara dan Bali