Buku Kemerdekaan Memilih mengisahkan tentang Poncke Princen, seorang pejuang asal Belanda yang menginginkan kemerdekaan atas Indonesia. Jan Poncke Princen dilahirkan di Den Haag pada 21 November 1925. Seperti para pemuda Belanda lainnya, segera setelah Perang Dunia ke II berakhir, dia dikenakan wajib militer dan dikirim ke Hindia Belanda, yang tidak lain adalah Republik Indonesia yang baru diproklamirkan merdeka oleh Bung karno dan Bung Hatta.
Setelah agresi miiliter Belanda pertama terhadap Republik Indonesia, Poncke Princen menjatuhkan pilihan hidupnya yang kemudian sepenuhnya mengubah kehidupan selanjutnya: ia membelot dan menggabungkan diri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan ikut aktif bergerilya. Langkah prinsipil ini sampai sekarang menjadikan dia penghianat di mata sebagian veteran tua Belanda. Rupanya Bangsa Belanda tidak punya kebanggaan memiliki seorang putra yang secara konsekwen dan tanpa ragu memihak kepada kebenaran, kemerdekaan dan keadilan.
Setengah abad setelah pilihan hidupnya yang menggegerkan itu, pemerintah Belanda sampai kini masih tetap mencekalnya untuk memasuki wilayah Belanda, walaupun dia kini telah menjadi warga negara Indonesia.
Poncke Princen membuktikan konsisten dengan jalan hidup yang dia pilih hampir setengah abad yang lalu : dia konsekwen menjadi pejuang hak-hak azazi manusia dan pembela keadilan bagi si kecil yang tak berdaya di zaman orde lama maupun orde baru. untuk itu dia keluar masuk penjara. Sudah melintasi usia tujuh puluh, dia pun masih tetap bersemangat tinggi dan dapat diandalkan oleh setiap orang yang datang kepadanya karena memerlukan keadilan hukum dan perlakuan adil, sekalipun badannya dua kali diserang kelumpuhan.
Kemerdekaan Memilih adalah otobiografi ringkas Poncke Princen yang dia ceritakan secara lisan kepada Joyce van Fenema, wartawan Belanda free lance yang kini bermukim di Singapura. Di Belanda buku ini mendapatkan sambutan yang baik, sehingga dalam waktu pendek mengalami cetak ulang.