Membaca sebelas karya jurnalistik yang terangkum dalam bunga rampai ini menyadarkan kita betapa strategis peran media, dan lebih khusus jurnalis, dalam mengangkat masalah-masalah agama ke ruang publik. Kita bisa melihat, dalam menentukan topik, membingkai berita, memilih kosakata, sampai mengemas dan menyajikannya ke publik, jurnalis bisa berperan sebagai pendukung atau penghalang toleransi.
Dengan kesadaran demikian, media bisa berperan penting dan strategis dalam memberitakan isu-isu kebinekaan, pluralisme, multikulturalisme, dan toleransi. Kehadiran buku ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk diskusi lebih luas dan lebih dalam menyangkut bagaimana media seharusnya memberitakan fenomena keagamaan dan berbagai peristiwa lain yang mengandung dimensi keagamaan. Dengan demikian peliputan agama diharapkan akan menemukan bentuk idealnya.