Siapapun yang pernah mengalami kerja di lapangan, tentu menyadari betapa sulitnya meluangkan waktu untuk menuliskan pengalaman. Keadaan di sekeliling berputar dengan cepat, berpiuh, dan tidak membuat mereka cukup punya waktu. Sungguh, waktu luang di lapangan adalah sebuah kemewahan. Satu peristiwa dengan cepat digantikan oleh peristiwa lain, di mana mereka harus terlibat untuk ikut ambil bagian.
Para penyumbang tulisan di buku ini adalah para pekerja kemanusiaan yang wilayah kerja mereka membentang dari mulai Aceh, Nias, Pangandaran, Yogya sampai Sidoarjo. Jika nama-nama kota itu kami sebut, tentu dengan segera Anda akan menyadari apa yang membuat mereka, para penulis, pergi ke tempat-tempat tersebut. Bidang yang mereka urus pun penuh warna, mulai dari kesehatan sampai pemukiman.
Tentu saja tulisan mereka adalah jenis tulisan singkat yang memuat poin-poin pengalaman. Sejenis tulisan agenda dan butir-butir penting yang biasa dilakukan seseorang ketika membuka dan menutup hari, dalam mepetnya waktu ketika hendak melakukan kerja, dan dalam singkatnya waktu sebelum lelap menjemput karena terkurasnya energi. Catatan-catatan seperti itu biasanya dilipat dan diselipkan di saku atau dompet, kadang-kadang juga di bawah kasur. Oleh karena itu, kami memberi judul buku ini dengan Kisah-kisah di Dalam Lipatan: Sisi Lain Bencana Alam. Buku ini kami terbitkan bersamaan dengan buku Menyusun Serpihan Cermin Retak: Melihat dari Dekat Penanganan Bencana Alam di Aceh-Nias. Kedua buku ini saling melengkapi satu sama lain.
Jika Anda membaca kumpulan tulisan di dalam buku ini, maka Anda dengan segera menyadari bahwa para penulis tidak sedang berbasa-basi. Mereka mencoba mengeluarkan suara, menuturkan riwayat dan menggelar kisah, dengan cara yang sederhana dan jujur.